Seperti biasa sebagai seorang waiter di kapal pesiar, check in di dinningroom sekitar jam 5.30 pm malam itu. Dinningroom akan dibuka jam 6.00 pm. 15 menit digunakan untuk meeting dengan assistant matre’d tiap section, membahas apa saja yang perlu dan sebenarnya tak perlu dibahas. 15 menit sisanya untuk mempersiapkan menu dan merapikan meja yang sudah disetup tadi siang sehabis kerja lunch.
Hari itu adalah hari pertama cruise atau hari embarkasi. Hari embarkasi atau embarkation day adalah hari yang paling sibuk diantara semua hari. Dimana semua penumpang lama, turun dan berganti penumpang yang baru.
Banyak penumpang yang terlambat datang ke dinningroom malam itu, dikarenakan adanya delay jadwal keberangkatan kapal. Sebagai seorang waiter yang sudah berpengalaman, saya mendapatkan station yang lumayan besar dengan 2o tamu yang terbagi menjadi 5 meja. Syukurlah semua tamu saya datang bersamaan, jadi saya bisa ambil order makanan sekaligus. Setiap tamu saya layani dengan ramah dan senyum lebar tak lupa selalu memberikan rekomendasi makanan terbaik yang akan kita hidangkan malam itu di setiap saya mengambil orderan.
Setelah mendapatkan semua order, saya bergegas menuju galley/dapur untuk mengambil appetizer. Namun apa yang terjadi? Sungguh diluar dugaan. Saya lupa dimana saya menaruh order book yang berisi semua pesanan mulai dari appetizer sampai main course dari 20 tamu yang tadi saya ambil ordernya. Bolak balik saya menghabiskan waktu naik turun elevator dari dinningroom ke galley dan sebaliknya, hanya untuk mencari dimana order book itu tadi. Alhasil order book tidak juga ketemu, sedangkan tamu sudah menunggu dari tadi belum juga mendapatkan makanan, padahal Boat Drill akan dilaksanakan pada jam 8.00 pm.
Karena saya terlambat, hampir semua appetizer habis tidak ada sisa lagi. Rasanya saya sudah putus asa, malu menghadapi tamu yang sama sekali belum menyantap hidangan apa-apa. Pikiran kacau, kalut, berdebar-debar dan takut tidak karuan. Sebagai waiter yang sudah berpengalaman, saya tidak mungkin kembali mengulang untuk mengambil order lagi, yang tentunya akan membutuhkan waktu.
Entahlah..saya hanya pasrah dan tidak tau harus berbuat apa. Sudah terbayang di kepala, saya akan mendapat surat peringatan, komplain dari tamu dan hal buruk lainnya. Bisa jadi saya akan dipecat karena dianggap tidak becus menjadi seorang waiter.
Namun yang terjadi sungguh diluar dugaaan..saya hanya bisa mengucap Alhamdulillah..Ya Allah..
Tiba-tiba adzan Subuh membangunkan saya.. Alhamdulillah semua kejadian itu hanyalah mimpi..
