Menjadi seorang kru kapal pesiar tentunya banyak suka dukanya. Orang hanya sering melihat sukanya saja, namun mereka lupa bahwa duka kerja di kapal pesiar pun begitu banyak. Resiko kerja di kapal pesiar sebenarnya cukup berat dan beragam. Dibawah ini adalah daftar resiko kerja di kapal pesiar untuk pria dan wanita yang patut diwaspadai.
Life Is Beautiful,
Yoga WCA
But Sometimes We Forget To Look
10 Resiko Kerja Di Kapal Pesiar Yang Patut Diwaspadai
1. Kecelakaan di laut
Kecelakaan di laut kapal pesiar dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti cuaca buruk, kesalahan manusia, kerusakan mesin, atau benturan dengan objek lain di laut. Kecelakaan ini dapat berakibat serius dan bahkan fatal, seperti tenggelamnya kapal pesiar seperti yang terjadi pada Costa Concordia beberapa tahun silam.
Namun, kapal pesiar biasanya dilengkapi dengan sistem keamanan dan penyelamatan yang ketat, termasuk kapal penyelamat, rakit penyelamat, dan pelampung. Selain itu, kapal pesiar juga memiliki awak yang dilatih secara khusus untuk menghadapi situasi darurat dan menjalankan prosedur evakuasi dengan cepat dan efektif.

2. Kebakaran Di Kapal Pesiar
Kebakaran di kapal pesiar merupakan salah satu resiko yang serius dan dapat berakibat fatal dan kematian. Kebakaran dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti korsleting listrik, kesalahan manusia, atau mesin yang overheat. Namun, kapal pesiar dilengkapi dengan sistem deteksi kebakaran yang canggih, alarm kebakaran, serta sistem pemadam kebakaran yang efektif.
Selain itu, kapal pesiar juga memiliki awak yang dilatih khusus untuk menangani situasi darurat, termasuk penanganan kebakaran dan evakuasi penumpang dan kru jika diperlukan. Dalam situasi kebakaran, penting untuk tetap tenang, mengikuti instruksi dari kru kapal, dan mengikuti prosedur evakuasi dengan hati-hati dan cepat.

3. Resiko Cuaca Buruk Di Laut
Cuaca buruk di kapal pesiar bisa menjadi resiko yang serius, terutama jika kapal menghadapi badai atau ombak besar. Kapal pesiar biasanya dilengkapi dengan peralatan navigasi dan komunikasi yang canggih untuk memantau dan mengantisipasi kondisi cuaca buruk. Kapten kapal juga memiliki kewenangan untuk mengubah jalur pelayaran atau bahkan memutuskan untuk menghentikan pelayaran jika diperlukan.
Selain itu, kapal pesiar juga biasanya dilengkapi dengan stabilizer dan peralatan yang membantu mengurangi getaran kapal dan mencegah penumpang dan kru menjadi sakit laut. Namun, jika terjadi cuaca buruk, penting bagi penumpang dan kru untuk mengikuti instruksi dari kru kapal dan mematuhi prosedur keselamatan yang ditetapkan.

4. Serangan Bajak Laut
Serangan bajak laut di kapal pesiar merupakan risiko yang mungkin terjadi, terutama di wilayah yang diketahui rawan akan serangan tersebut. Sea Princess pernah diserang pasukan bajak laut di tahun 2017 di perjalanan Sidney – Dubai. Untuk mengatasi resiko tersebut, kapal pesiar biasanya dilengkapi dengan peralatan keamanan, seperti pengawalan oleh kapal induk atau kapal penjaga pantai, kamera pengintai, dan sistem alarm.
Selain itu, kapal pesiar juga biasanya memiliki awak keamanan yang dilatih untuk menghadapi situasi darurat dan mengendalikan akses ke area tertentu di kapal. Namun, jika terjadi serangan bajak laut, penting bagi penumpang dan kru untuk tetap tenang dan mengikuti instruksi dari awak keamanan.

5. Resiko Terkena Penyakit Menular
Penyakit pada kapal pesiar bisa menjadi resiko, terutama ketika penumpang dan kru tinggal dalam ruang terbatas dan dalam kontak dekat dengan orang lain. Penyakit yang paling sering terjadi di kapal pesiar adalah penyakit yang menular melalui udara atau kontak langsung, seperti flu, gastroenteritis dan penyakit mematikan akhir-akhir ini yakni COVID 19.
Namun, kapal pesiar biasanya dilengkapi dengan fasilitas kesehatan dan perawatan medis yang memadai, termasuk dokter dan perawat yang siap sedia 24 jam. Selain itu, kapal pesiar juga menerapkan protokol kebersihan yang ketat untuk mencegah penyebaran penyakit, seperti penyemprotan desinfektan, pemeriksaan kesehatan awal sebelum keberangkatan, serta peningkatan kebersihan di area umum dan kabin. Penting bagi penumpang dan kru untuk tetap menjaga kebersihan diri dan mengikuti protokol kebersihan yang ditetapkan untuk mencegah penyebaran penyakit.

6. Stress
Stres akibat tekanan kerja yang tinggi di kapal pesiar bisa menjadi resiko bagi kru kapal, terutama bagi mereka yang bertanggung jawab untuk mengoperasikan kapal dan memberikan pelayanan kepada penumpang. Kapal pesiar seringkali memerlukan jam kerja yang panjang dan pekerjaan yang memerlukan konsentrasi dan keterampilan teknis yang tinggi, seperti navigasi, perawatan mesin, dan pelayanan pelanggan.
Namun, kapal pesiar biasanya dilengkapi dengan fasilitas rekreasi dan fasilitas kesehatan yang dapat membantu mengurangi stres, seperti pusat kebugaran, spa, dan kegiatan rekreasi. Selain itu, perusahaan kapal pesiar juga biasanya memberikan pelatihan dan dukungan psikologis untuk mengatasi stres kerja. Penting bagi kru kapal untuk mengenali tanda-tanda stres dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi tekanan kerja, seperti meluangkan waktu untuk istirahat dan relaksasi, serta berbicara dengan rekan kerja atau psikolog jika diperlukan.

7. Jauh dari pacar, istri , teman dan sanak keluarga
Bagi yang masih single, mungkin resiko kerja di kapal pesiar tidak terlalu berat, namun bagi yang sudah berkeluarga sangatlah menjadi beban yang sangat berat. Kontrak kerja di kapal pesiar adalah antara 6-8 bulan lamanya, membuat saya selalu rindu untuk bertemu anak-anak dan keluarga. Apalagi saat mereka mengantar kita di bandara untuk ‘ say goodbye’, adalah hal yang paling berat untuk dilalui. Butuh waktu sebulan sampai 2 bulan untuk bisa beradaptasi.
8. Resiko Bercerai dengan istri/suami
Resiko kerja di kapal pesiar yang sering saya lihat dan sungguh terjadi adalah perceraian. Godaan sebuah keutuhan rumah tangga yang dijalani secara LDR ( Long Distance Relationship) sangatlah rawan jika tidak tahan godaan. Tidak beda halnya seperti yang sering terjadi pada Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Hongkong atau Taiwan. Baik mereka yang sedang bekerja di luar negeri ataupun mereka yang menanti di rumah, sangat mudah tergoda jika tidak dibekali dengan iman dan kesetiaan.
Apalagi bagi kru kapal pesiar. Hampir di tiap pelabuhan pasti ada tempat prostitusi dan tempat menjajakan seks sebagai contoh ‘ Seaman Club ‘ di St. Maarteen Caribbean atau St. Petersburg Rusia ‘ Scandinavia ‘ di Rio de Janeiro Brazil, atau di Colon Panama, adalah surga dunia bagi kru kapal pesiar. Ada kru yang bahkan membawa pulang seorang PSK dari luar negeri untuk dijadikan istri karena saking cintanya hingga rela menceraikan istrinya.

9. Kehilangan rasa bersosialisasi dengan lingkungan
Hidup di kapal pesiar yang berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sering menyebabkan rasa bersosialisasi terhadap lingkungan berkurang. Hal ini bisa terjadi karena tempat yang berbeda. Di kapal pesiar kita bertemu dengan teman-teman baru dan bergaul dengan mereka. Tapi ketika sudah pulang ke rumah, kita seperti kehilangan teman yang dulu pernah akrab atau teman sepenongkrongan. Kita jadi seperti canggung untuk sekedar bertatap muka dan bertegur sapa, apalagi, disibukkan dengan kegiatan mereka masing-masing.
10. Kehilangan Umur/Usia
Bekerja di kapal pesiar itu seperti tidak pernah mengenal waktu. Kadang kita lupa siang atau malam, karena tidak ada bedanya. Detik demi detik, hari demi hari kita lalui tanpa terasa. Sampai kemudian ada pada titik, oh ternyata saya sudah hampir finish kontrak kerjanya. Dan terus menerus diulang-ulang, sampai tak terasa umur kita juga semakin bertambah. Makanya quality time bersama keluarga disaat liburan benar-benar harus bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Resiko Wanita Kerja Di Kapal Pesiar
Apa Resiko Wanita Kerja Di Kapal Pesiar?
Memang resiko wanita kerja di kapal pesiar lebih berat dibanding dengan resiko pria. Wanita lebih besar kemungkinannya menjadi objek penderita pelecehan sexual. Meski pelecehan sexual atau sexual harassment adalah zero tolerance ( kesalahan yang tidak bisa ditoleransi ) di kapal pesiar, namun tidak sedikit wanita menjadi sasaran para kru pria.
Siulan, tatapan nakal, sentuhan yang disengaja ataupun ajakan kencan adalah hal yang biasa diterima oleh para pekerja wanita di kapal pesiar. Tak jarang juga kru pria dipecat dari kapal pesiar hanya gara-gara melakukan pelecehan sexual pada kru wanita.
5 Resiko Wanita Kerja Di Kapal Pesiar
- Korban Pelecehan Sexual
- Diskriminasi Gender
- Hamil
- Rumah Tangga Berantakan
- Telat Menikah

Kesimpulan
Dibalik gaji dollar yang lumayan atau mungkin hidup yang berkecukupan, resiko kerja dikapal pesiar tetaplah berat adanya. Sebagai karyawan kapal pesiar, ada beberapa risiko kerja yang harus diperhatikan, seperti kecelakaan di laut, kebakaran, cuaca buruk, serangan bajak laut, penyakit, dan stres akibat tekanan kerja yang tinggi. Tinggal bagaimana kita bisa mengolah dan menimbang semua tindakan dan langkah yang akan kita perbuat, serta dipikir secara masak-masak sebelum akhirnya penyesalan akhirnya datang terlambat. Karena kalau penyesalan datang duluan itu bukan penyesalan namanya, tapi pendaftaran.
Saran saya, tetaplah semangat mencapai cita-cita untuk bisa kerja di kapal pesiar. Karena walaupun bagaimana, ‘ Life Is Beautiful’ hidup itu cuma sekali, dan harus kita nikmati. Jika tertarik untuk bisa kerja di kapal pesiar silakan saja daftar di sekolah kapal pesiar terbaik di Indonesia yang alamatnya di bawah ini :
Jalan Kenanga 23 Sambilegi
Depok Maguwoharjo Sleman
Yogyakarta
Sedap
Apalagi dikasih ajinomoto ya